Betulkah Abuya Putera Bani Tamim (Satria Piningit)?

Sebenarnya pernyataan bahwa Abuya yang membuat Tsunami atau bahwa Tsunami adalah milik Abuya ditujukan kepada musuh-musuh Islam, yaitu kekuatan yang selalu ingin merusak umat manusia, merusak lahiriahnya maupun rohaniahnya.
Di awal sudah disebutkan agenda Amerika untuk melemahkan Negara Islam terbesar (Indonesia) melalui peperangan di bumi Aceh. Usaha ini telah berlangsung bertahun-tahun, hingga akhirnya telah berhasil mencetuskan peperangan fisik yang mengancam keutuhan dan persaudaraan diantara umat Islam di Indonesia.
Lalu Tsunami pun melanda dan Amerika gigit jari menyaksikan skenario yang telah dirintisnya selama ini akhirnya gagal total. Rencana tinggal rencana, hasilnya nol besar.
Kepada para musuh Islam inilah Abuya Ashaari mengumumkan bahwa Tsunami adalah milik Abuya dan Abuya lah yang membuatnya terjadi. Kalau kita sebagai sesama umat Islam mendengar pernyataan Abuya tersebut, maka kita akan bingung, terkejut dan menganggap Abuya ini aneh. Tapi dapatkah anda bayangkan bagaimana ketika Amerika mendengar pernyataan Abuya tersebut? Tentu mereka sangat terkejut. Pernyataan bahwa Abuya pemilik Tsunami itu adalah suatu pukulan maut yang tersirat yang ditujukan bagi musuh-musuh Islam yang agenda jahatnya di Bumi Aceh telah digagalkan oleh peristiwa Tsunami tersebut. Musuh Islam terkejut bahwa ada seseorang yang mengaku mengendalikan suatu kejadian yang justru telah memporak-porandakan rencana tipu muslihat yang telah dengan sabar dirancangnya selama bertahun-tahun. Ini sama seperti seorang pencuri yang dengan cermat telah merencanakan aksi pencurian besar-besaran, akan tetapi aksinya mendadak gagal karena tiba-tiba hujan turun. Tak ada seorangpun yang tahu tentang rencana aksi pecurian yang telah dibatalkan oleh hujan tersebut. Jika tiba-tiba muncul seseorang yang berkata kepada si Pencuri, “Saya lah yang telah membuat hujan turun hari itu” (dengan cara berdoa pada Allah tentu). Maka tentulah si pencuri tersebut kaget dan gentar pada orang tersebut.

Abuya telah menyebut bahwa kampanye poligami merupakan pukulan utama kepada Amerika (dalam istilah tinju, pukulan utama adalah pukulan yang membuat lawan hilang keseimbangan dan terhuyung-huyung) dan peluncuran buku Tsunami ini merupakan pukulan maut untuk Amerika (pukulan yang membuat lawannya KO).

Inilah Abuya Ashaari yang begitu peduli keselamatan umat Islam dan umat manusia secara umum, serta berani dengan lantang menyeru dan menantang musuh-musuh Islam dan musuh umat manusia.

Seharusnya kita semua berada di belakang Abuya Ashaari Muhammad At Tamimi ini dan bersatu-padu dalam mendukung kebangkitan Islam yang beliau perjuangkan.

Melihat sejarah kegigihan Abuya Ashaari dalam memperjuangkan Islam, termasuk mengalami cobaan difitnah, dituduh sesat dan syirik, hingga pernah ditangkap dan diasingkan dibawah ISA (Internal Security Act, Malaysia) selama 10 tahun merupakan bukti bahwa Abuya tidak memiliki kepentingan pribadi dalam segala aktivitas yang beliau lakukan, karena aktivitas-aktivitas tersebut sungguh membawa kesulitan-kesulitan dalam hidup beliau. Itu beliau yakini merupakan konsekuensi yang harus dihadapi oleh para pejuang kebenaran sepanjang zaman.
Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Islam itu datangnya asing dan akan kembali asing. Karena asingnya Islam ketika pertama kali datang, maka Rasulullah SAW menanggung beban fitnah, hinaan dan siksaan bahkan hingga mengalami percobaan pembunuhan. Islam kini telah kembali menjadi asing, sehingga tidaklah mengherankan jika orang yang memperjuangkannya juga kembali mengalami fitnah, hinaan dan siksaan.

Setelah menyaksikan kekuatan jiwa Abuya Ashaari dalam berkorban demi memperjuangkan kebangkitan Islam di Timur, maka janganlah kita memandang dengan sebelah mata ataupun meremehkan kabar gembira yang beliau bawa, bahwa beliaulah Putera Bani Tamim dan Satria Piningit yang sudah lama dirindukan dan harap-harapkan kedatangannya oleh umat Islam, khususnya di Timur sini.

Wallahu a’lam.